Apa kabar purnamaku…?
Anggun sekali kau malam ini. Diantara
pekatnya langit malam, kau hadir menerangi langkah kecilku. Kini aku tidak lagi
takut akan gelap lalu pergi mencari cahaya. Karena, sumber cahaya kini nampak jelas
di wajahmu.
Ingatkah kau kasih?
Malam ini menjadi purnama kedua
bagi jarak perpisahan kita. Waktu yang tidak singkat untuk memupuk rindu
menjadi semakin berkarat. Rupanya masih ada tiga purnama lagi yang harus ku
lalui tanpamu.
Kini, tanpa sadar debu-debu
jalanan itu telah memenuhi lembaran-lembaran cerita kita. Walau ia semakin
usang termakan waktu, nyanyian sunyi kita akan terus bergema bersama dinding
kenangan yang tak akan membeku.
Sadarkah kau kasih?
Bersama rentang waktu yang kita
lalui, selama itu pula aku menyimpan nada suaramu, merawat setiap tatap mata
lentikmu, membungkus lengkung senyum dibibirmu, dan terus melukis
percakapan pelangi kita. Agar kelak ketika ku tua nanti, kenangan tentangmu
menjadi harta paling berharga.
Untuk sepenggal Firdausku, aku
rela menantimu hingga akhir hayatku.
(A Piece of Paradise)
0 comments:
Post a Comment