.quickedit{ display:none; } }
RSS

English Vinglish : Perjuangan Belajar Bahasa Inggris







Hei, Oncomania…!

Kali ini kita akan membedah film English Vinglish yang menurut saya ini film yang unik. Untuk kamu yang suka film Bollywood bernilai pendidikan, senada dengan film 3 Ediot dan Taree Zamen Paar yang menurut saya bagus untuk di tonton dengan keluarga tercinta. Kenapa diawal saya bilang unik, karena film ini berani keluar dari pakem film Bollywood yang melulu tentang cinta. Teman-teman tahu dah, kebanyakan film Bollywood nggak boleh lihat taman, bawaannya mau nyanyi terus. Sedih joget, senang, joget, diputusin joget, dan anehnya selalu ada rombongan orang tidak dikenal yang tiba-tiba muncul ikut joget, kompak pula. #Itu latihannya kapan…?

Ok, kembali ke Tank top…Hiihi 


1.      Alur Cerita

English Vinglish menceritakan tentang Sashi Godbole seorang Ibu beranak dua (diperankan Sridevi) yang merasa dirumahnya sendiri diperlakukan seperti pembantu. Memang dia tetap tidak mau meninggalkan adat istiadatnya sebagai seorang Hindi dimanapun dia berada. Sehingga dia kelihatan kolot (terutama dimata anaknya) di tengah-tengah masyarakat modern. Kekolotan yang ditampilkan terutama saat dia menghadiri acara pertemuan antara orang tua siswa dengan guru sekolah anaknya, anaknya sangat malu karena ibunya tidak mampu berbahasa inggris, sementara sekolahnya yang tergolong sekolah bertarap International.


Ketertekanan Saashi semakin memuncak saat suaminya yang seorang bekerja sebagai kantoran, terus mengatakan, memperlakukan, mengutamakan pekerjaan kantor daripada aktivitas dirumah, bahkan urusan istrinya sebagai seorang isteri dan seorang ibu dari anak-anaknya dianggap sepele, bahwa itu memang pekerjaan seorang ibu rumah tangga.


Cerita mengalir ketika saudaranya Sashi yang bertempat tinggal di New York, Amerika mengirimkan undangan perkawinan anaknya, mereka diundang untuk datang ke Amerika. Sashi diminta untuk datang membantu persiapan perniakahan keponakannya sebulan sebelum hari H. Sedang suaminya karena pekerjaan dan anak-anak yang harus sekolah memilih datang pada hari H, sementara karena istrinya tidak ada pekerjaan maka disuruh berangkat satu bulan sebelum hari H, sendirian lagi. bisa dibayangkan bagaimana takutnya Sashi ke negeri paman Sam seorang diri dengan kemampuan bahasa inggris yang kurang mumpuni.


Kelucuan mulai mengalir ketika sedang dipesawat, bintang tamu Amitabbachan benar benar memperlihatkan kejagoannya berakting walaupun cuma tampil sekitar lima menit saja dalam film tersebut, kelucuan juga mengalir hingga sampai ke bandara.


Nah, setelah Sashi Goldbole sampai di Amerika dia merasa bingung tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa asing lantaran tidak mengerti bahasa orang disekitarnya. Hingga sebuah tragedy kedai kopi, pandangan sinis penjaga kedai kopi lantaran ia tidak bisa berbahasa membuat ia kikuk dan membuat ia malu di depan umum. Singkat cerita akhirnya Sashi melihat sebuah iklan kursus singkat bahasa Inggris empat minggu. 


Sambil membongkar tabungan, akhirnya dia mendaftar kelas bahasa Inggris kilat, dan selama pelajaran dia selalu menjadi Siswa yang terbaik. dan betapa pentingnya dirasanya pelajarannya itu sampai sampai ketika anaknya telah tiba di New York pun dia masih mencari cari alasan untuk pergi kursus tentunya dengan jalan berbohong. Semua karena ia harus lulus di ujian akhir bahasa Inggris. 


Bebagai konflik terjadi mulai dari anak perempuannya yang meremehkan ia karena tidak mengerti bahasa Inggris, hingga diakhir cerita suaminya memohon maaf saat giliran istrinya yang memberi sambutan di depan tamu undangan pernikahan, karena ia tidak bisa bicara bahasa Inggris. Saat itulah, Sashi dengan percaya dirinya menunjukan kemampuannya, semua mata terbelalak melihatnya, anak dan suaminya merasa tidak enak hati atas perlakuannya selama ini, Akhirnya Sashi sukses berbahasa Inggris dan semua orang menaruh hormat padanya, termasuk suami dan anaknya.


2.      Konflik

Konflik dalam sebuah film bagaikan jantungnya film. Tidak ada konflik, maka film akan mati dan pastinya membosankan. Fungsi konflik dalam skenario adalah untuk menggerakkan cerita, menaikkan tension dan dramatik. Konflik dapat membuat cerita mengalir karena tanpa konflik, cerita tak akan berjalan. Film English Vinglis ini menggunakan tipe konflik bertingkat. Konflik yang disajikan dalam film ini sebenarnya adalah konflik yang memang dialami sehari-hari oleh hampir seluruh ibu rumah tangga.


Konflik pertama, saat salah ucap Sashi saat makan mengatakan Jazz dengan ‘Jhaaz’ dan menjadi bahan tertawaan anak dan suaminya.


Konflik kedua, saat anaknya malu ditemani ke sekolah lantaran ibunya tidak bisa berkomunikasi dengan orang tua murid lain yang fasih berbahasa Inggris.


Konflik ketiga, Sashi harus berangkat ke New York sedang ia masih belum lancar berbahasa Inggris, pun ia harus memilih menuruti keluarga atau egonya. 


Konflik keempat, pelecehan yang dialami Sashi di kedai kopi yang membuat gejolak untuk belajar bahasa inggrisnya memuncak.


Konflik kelima, seorang pria francis teman sekelas Sashi belajar bahasa yang jatuh hati kepadanya. 


Konflik terakhir, Sashi harus mengalahkan egonya untuk ikut ujian dan memilih membantu memasak di acara pernikahan. 


3.      Karakter



Sebenarnya banyak karakter dalam film ini yang harus dibedah, tapi nanti kepanjangan. He Karakter Sashi Goldbole adalah tokoh utama dalam film ini, penyabar, pandai menyimpan dan mengendalikan emosi, memiliki keinginan kuat, kominten dengan keyakinannya.





4.      Pesan Moral

Saya melihat banyak hal positif berupa pesan-pesan moral yang bisa kita dapat dari film ini. Terlebiih bagi saya yang sedang belajar bahasa asing dan merasa kesulitan, melihat film seperti mendapatkan energi baru. Film dengan cerita yang sangat sederhana tetapi begitu menggelitik untuk direnungi. Garis besarnya adalah tentang perjuangan Sridevi (Shasi Godbole), seorang ibu rumah tangga di India yang tidak pandai berbahasa Inggris. Dia merasa dipandang sebelah mata oleh anak dan suaminya karena hal ini. Kejadian demi kejadian mengusik harga dirinya, membuatnya menyimpan obsesi untuk mampu bicara bahasa Inggris. Suatu ketika dia mengunjungi saudaranya yang akan menikah di Amerika  sehingga berkesempatan kursus singkat bahasa Inggris. Ia merahasiakan proses belajarnya ini dari anak dan suaminya. Banyak hal yang terjadi. Termasuk romantisme dengan seorang pria Prancis yang mengusik hatinya. Tekadnya  untuk maju begitu kuat, yang akhirnya berbenturan dengan perannya sebagai ibu dan suami. Semua tergambarkan begitu alami, manusiawi dan logis. Oh ya, berikut ini nilai-nilai yang bisa saya ambil dari film yang indah ini.. 






Belajar bahasa itu harus punya motivasi dan komitmen

Sebenarnya belajar hal apapun perlu dua hal ini, motivasi dan komitmen. Motivasi yang kuat akan memberikan semangat yang membuat kita bertahan ketika menemui kesulitan-kesulitan. Dengan motivasi juga kita mampu menjaga komitmen. Komitmen untuk terus maju dan mengatasi rintangan yang ada. Komitmen yang membuat kita bertahan dalam suatu proses dan menyelesaikannya.



Belajar bahasa itu bisa dilakukan oleh siapapun pada umur berapapun

Tidak ada kata terlalu tua untuk belajar. Manusia diberi kemampuan untuk mempelajari hal baru. Seperti Sridevi, tokok utama yang sudah berusia sekitar 30-40an tahun. Dia sudah bukan dalam masa keemasan belajar bahasa. Begitu juga teman-teman satu kursusnya. Mereka punya alasan, motivasi yang kuat dan komitmen menjalani proses. Itulah kunci belajar bahasa.



Bahasa adalah sarana untuk memperluas wawasan dan tidak harus kehilangan identitas

Dengan mengetahui bahasa asing kita bisa mengerti budaya dan peristiwa orang berbagai negara. Akan tetapi tahu tidak lalu membuat kita larut dan ikut-ikutan dalam budaya bangsa lain. Seperti Sridevi yang tetap menjunjung nilai-nilai budaya India sebagai wanita, istri, ibu dan juga manusia.








Saya merasa sedang melihat diri sendiri di film ini. Bahwa ketidakmampuan berbahasa asing pernah membuat saya merasa dilecehkan, terhina dan bodoh. Tapi, tidak untuk hari ini. Betapa kesulitan-kesulitan saya belajar memang lazim terjadi dan harus bertahan. Ya.. film ini bukan hanya tentang belajar bahasa asing, tetapi mengupas lebih dalam lagi. Dan kalimat yang sangat bernilai dari Sridevi, menutup film ini dengan sangat indah dan menyentuh. Tentang kesetaraan dan penghargaan. Tentang kesetiaan dan komitmen. Tentang penerimaan diri sendiri. Tentang semangat untuk maju ... 




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment