“Malu membeli sesal dijalan”, Malam minggu di malioboro bukan cuma bikin perut saya lapar, kaos-kaos dagadu, pernak-pernik, bakpia dan oleh-oleh khas Jogja lainnya juga bikin lapar mata. Kalau bisa semuanya mau saya beli dan dibagi-bagikan deh ke rakyat jelata. Haha lebay.com Tapi apa boleh bulat, “Dang Hodong Hepeng” orang batak bilang, “Inda Ado Piti” orang Padang berkata, “Mafi Fuluuus” kate si Arab. Walaupun isi dompet semakin tipis tapi saya tetap dengan gaya si turis bule, “No Money No cry”.
Banyak kejadian-kejadian aneh bin ajaib yang baru pertama kali saya alami di Jogja, pokoknya enggak ada di Jakarta deh. Walaupun agak mirip-mirip kalau siang Jogja panasnya sealaihim gambreng (se alaihim gambreng itu lebih dari 100 derajat Celsius).#Gosong dong mas. Tapi, di Jogja jalannya bagus enggak ada gorong-gorongnya seperti di Sudirman. Karena saking terkenalnya sampai-sampai dijadikan nama gaya jambulnya si Syahrini “Jambul Gorong-Gorong Sudirman”.
Langsung saja deh, kalau kata anak alay “To The Point Adjachhhh..” pliss gak pake kuah..ha
Keanehan pertama, di Jogja enggak ada angkot. Kemana-mana becak-andong becak-andong, sampai kepala botak cari angkot enggak bakalan ketemu. Hadeeeh permasalahannya bukan lama sampai ketempat tujuan atau kepanasan dijalan. Tapi, masalah utamanya adalah si tukang becak enggak ada argonya. Asal nembak harga aja, enggak seperti bis KOPAJA (mobil bis sejuta umat di Jakarta) jauh-dekat Rp.2.500. Mangstaaab kan..!
Tapi keuntungannya enggak ada angkot jalan jalan jadi lancar, polusi jadi berkurang dan tentunya sejahteralah keluarga si abang becak. Beda dengan Jakarta si Tukang becak mulai termarjinalkan, dan parahnya kalau nunggu di angkot Ngetemnya (ikhtiar si supir mencari penumpang) lama banget.
“Wahai orang yang beriman, ketahuilah…! Bahwa yang tahu kapan angkot itu akan berjalan hanyalah Supir angkot dan Tuhan, maka bersabarlah…” Surat: Oncom ayat: 56 Jus: ngaco. Hahai
Ini dia gan, Waktu itu Mr.Barack Obama sedang jalan-jalan naik becak Gan...
Si tukang becak cengar-cengir kegirangan, dan tiba-tiba....
yaaaah dia jatoh... tapi Mr.Obama tetap dengan senyum manisnya..haha tukang becak kurang ajar... "sudah jatuh tertimpa becak"
Sampai ada tips nih untuk kamu yang belum menikah atau lagi cari jodoh baik pria maupun wanita. “Carilah yang biasa naik angkot”.
lah kenapa emangnya com, dapet teori dari mana lo? Sahabat saya Ihsan: 25 tahun, Status: Jomblo akut, serontak bertanya penasaran.
Mereka yang suka naik angkot itu:
1. Penyabar: kesabarannya telah teruji ketika menunggu jalannya angkot.
2. Tegar: tahan banting walau panas dan berdesak-desakan dia tidak mengeluh.
3. Pemberani: selalu siap menantang adrenalin, dengan gaya supir angkot yang biasa ugal-ugalan.
4. Ikhlas: Ketika uang kembaliannya kurang dan si supir langsung kabur, dia cuma mengelus dada.
“Wooy San mo kemana..?” ihsan bergegas ngacir kaketika saya belum selesai bicara.
“Mau naik angkooooooooooot..” jawabnya semangat.
Siap hunting-hunting calon pendamping di angkot nih…! haha
Keanehan kedua, kalau tanya tempat tujuan harus pakai arah mata angin.
“Mas kalau ke malioboro lewat mana yah? “
“Oh, Mas lurus adja ke arah Utara, terus dipertigaan mbelok ke Selatan, nanti adha alun-alun lurus adja ke Barat.” Jawab tukang Wedang Ronde dengan logat medoknya.
“……..???????@$%^*&” # saya kepuyengan sambil kejang-kejang seperti penyakit ayan.
Ternyata teori yang selama ini dipercaya sejak jutaan tahun lalu sebelum masehi yaitu kalau “belokan itu cuma dua, kalau tidak kekanan, ya kekiri”. Terbantahkan juga di Jogja.ha
Makanya buat kalian yang mau ke Jogja jangan lupa bawa kompas juga kaca mata hitam plus minyak urut. Ko minyak urut? Ia kalau kepepet uang habis kan bisa jadi tukang pijit. yihaaa good idea.
Keanehan ketiga, keanehan yang satu ini membuat saya makin kagum sama orang jawa. Terlalu sopannya mereka sampai-sampai ketika suatu kejadian ada anak muda (selanjutnya sebut saja Gino) yang kakinya terinjak dia lansung bilang:
“Maaf mas, kaki saya terinjak...” #sambil meringis kesakitan
Harus di garis bawahi kata-kata “maaf”. Saya langsung menarik benang merah (bukan mau jadi tukang jahit nih) “Seperti sebuah teko yang berisi susu ketika di tuangkan kecangkir maka yang keluar adalah susu, ketika berisi kopi maka yang keluar kopi, ketika berisi air comberan maka yang keluar adalah air comberan”. Begitu juga anda, apa yang sering anda ucapkan adalah apa yang ada dipikiran atau data base anda dan itulah yang menunjukan jati diri anda.
Mungkin kalau ada yang menampar Gino dia akan bilang :
“maaf Mas pipi saya ke tampar”. Ketika mau nyopet , “maaf mas boleh saya ambil dompetnya?, pura-pura enggak tahu yah, kalau dah jauh baru teriak..” Haha enggak gitu juga sih.
Coba seandainya si Gito data basenya comberan. Pasti dia bilang:
“maaf Mas pipi saya ke tampar”. Ketika mau nyopet , “maaf mas boleh saya ambil dompetnya?, pura-pura enggak tahu yah, kalau dah jauh baru teriak..” Haha enggak gitu juga sih.
Coba seandainya si Gito data basenya comberan. Pasti dia bilang:
“Walaah Waaasssseeem, kubunuh kamu saiki, tak sobek-sobek, enda lihat kakiku terinjak iki…?” #dengan Mata merah, kuping keluar asap, keluar dua tanduk dari kepala.ha film hell boy kali.
Keanehan keempat, kalau menawar harga, agar dapet harga lebih murah. Gunakan bahasa mereka. Kenehan yang satu ini mungkin sudah biasa didengar dimana-mana, tapi emang penting juga.
Kebetulan saya punya vocaburaly jawa pas-pasan.
Ojo = Jangan, Larang = mahal, Pira = Berapa, Dengan percaya diri lebih tepatnya nekat, mencoba nawar-nawar gitu.
“Mas iku Pira? Sambil pegang kaos Dagadu
“Selawe mas...?” simas menjawab.
“Ojooo larang-larang lah mas..? sambil pura-pura paham dan dimedok-medokin ngomongnya biar mirip pribumi situ.
“yowis Sanga las ewu Mangatus..!” si mas menyerah.
“Ojo lah mas..! ojoooo-ojoooo larang pisan euy.. ! ups keceplosan, kecampur sunda.
“Telung puluh ewu pie mas..?” tawaran terakhir saya. Sambil ngitung jari (Siji= 1, Roro= 2, Telu= 3)
“Oh okelah kalobegbegbegbegbegbegitoo…” simas langsung membungkus dengan wajah sumringah dan bahagia seperti ibu-ibu baru dapat arisan.
Sesampainya dikosan langsung Tanya teman yang paham bahasa jawa dan dia langsung nge-bego2in saya. Ternyata (Selawe = Rp.25.000,- Sanga las ewu mangatus = Rp.19.500,- dan Telung puluh ewu = Rp.30.000,-) walaaah rugi bandar eke ciiiyn.
Jadi makin paham pentingnya memahami bahasa, salah satu metode sukses dakwah para wali dalam menyebarkan ajaran-ajaran agama Islam diibu pertiwi adalah dengan menggunakan bahasa kaum, ada yang dengan cara pewayangan, musik, kesenian, bukan dengan cara kekerasan karena agama Islam itu tidak suka kekerasan .
Pasar Beringharjo tujuan saya dihari keempat di Jogja untuk membeli oleh-oleh sebelum kembali ke Jakarta. Di Pojok Pasar ternyata ada keributan sekelompok pemuda yang sedang sabung ayam.
Saya mencoba memberanikan diri melerai keributan, padahal hati mau copot, dengkul ikut-ikutan jadi lemes, untung pake pempers jadi ga takut ngompol dicelana. alamak keceplosan.
“jangan ikut dah campur dah mas” jawab karjo salah seorang pemuda yang berkelahi.
“laaah enggak mo ikut campur, cuma mau ajak mas minum es campur nyook., enak nih panas-panas.” jawab saya sambil menahan gemetaran. Karjo garuk-garuk kepala kebingungan.
“okelah kebetulan saya haus mas habis berantem” jawab karjo singkat.
Akhirnya karjo terkena jebakan maut saya, minum es campur yang sudah diberi racun tikus. Tewas lah ia. TAMAT. He enggak gitu juga. Kami akhirnya minum es campur di tepi jalan. Karjo, 25 tahun, status: Perawan, Tampang sangar, tato lengan kanan gambar ayam jago, lengan kiri gambar mangkok. haha (ternyata karjo tukang bubur ayam)
“Jo luka tamparan lu dipipi orang yang lu tampar tadi mungkin besok sudah hilang, tapi luka dihati enggak akan bisa hilang. Biar kata lu sudah minta maaf, mungkin didepan dia maafin itu karena dia takut. Dua orang yang lu tampar tadi akan sakit hati selama-lamanya, dan itu yang minta amalan lu di akhirat. Ia kalau amalan lu banyak, nih kandang ayam buat lu. Jangan cuma ayam doang yang lu kandangin, kandangin juga nafsu lu” sambil saya membelikan sebuah kandang ayam kecil untuk karjo.
Tetep paragraf penutupnya kata nenek aye; “Jadilah pembelajar sejati, siapapun bisa jadi gurunya & dimanapun bisa jadi sekolahnya”.
Sekarang pesan tuk oncomania:
Ada 2 hal yang harus selalu kita ingat:
1. Kebaikan orang lain kepada kita, dan
2. Keburukan kita kepada orang lain.
Dan ada 2 hal juga yang harus kita lupakan:
1. Kebaikan kita kepada orang lain, dan
2. Keburukan orang lain kepada kita.
makasih dah mampir dimari gan... biasakan kebiasaan baik yah coment setelah membaca. saran dan krtik yang membangun jg boleh. ma icih.....eh makasih...
5 comments:
Hahahhaa Lucunya...
Like This...
Wahh ini kode nii, kode mau ngasih oleh-oleh ya hahaaa... ditunggu ya.. ^_^
Hahaha lucu lucu kaaa
btw beneran tuh yg rugi bndar byar 30 rbu? Lgian gk tnya2 dlu. Jd inget film india. . . . Sma bgt kyk k2 gt hehe
tp kok gk dbwa yah oleh2'y???
Nitha..: kode oleh2 ahahaha (tawa setan) baiklah tetangga... kan ga boleh yah kita senng ttngg kita menderita..ups hehe
eka : film india yang mana..? wah ketinggalan cerita ni aye...
Di Antosan... ko' oleh-olehnya belum dateng2... takut basi deh...
ahaha... masih ada, awet kok, dodolnya makin keras..he dikirim kemana..binnun..binun..
Post a Comment