.quickedit{ display:none; } }
RSS

Fly With Me



Mungkin benar yang kau katakan, kini aku harus terbang jauh…!
Aku harus pergi kasih, bukan ingin jauh darimu. Tapi, karena kontrakan kini menjadi seperti rombongan orchestra yang sedang pentas, atau sekumpulan anak-anak paduan suara yang sedang manggung. Tidak kenal pagi-siang-malam, suara batuk, bersin, dan tarikan si hijau kental dari hidung bersahut-sahutan. 

Ini baru namanya sahabat sejati, makan bersama, tidur bersama, senang bersama, sampai sakit saja semua sama. Bisa dibayangkan empat orang dalam satu kontrakan tergelepar dengan penyakit yang sama. Mungkin jika di dengar, kelamaan sahutan batuk kami menjadi alunan nada. 

“Ohok..ohok…Ohok..ohok…” Halim si putra minang batuk, kelihatan dari aksennya batuknya ‘o’. 

“Ehek..ehek…Ehek..ehek…” Tio si anak Bekasi, semuanya jadi ‘e’. 

“Blegur..blegur…Blegur..blegur…” Harsin si anak Buton yang batuknya lebih mirip atom di Hirosima dan Nagasaki.

“Ehm...ehm.. Ehm..ehm..” Nah…kalau ini batukku. Orang keren bisa kelihatan dari suara batuknya, elegan. Hehe. 

Semoga penyakit yang datang dari-Nya belakangan ini adalah sebagai penyucian dosa-dosa. Amiin. Apapun yang terjadi hamba bersyukur karena Kau titipkan sahabat yang selalu ada disampingku apapun kondisinya. 

PERSAHABATAN bukan tentang siapa yang kau kenal paling lama, siapa yang datang pertama, dan siapa yang paling perhatian, melainkan siapa yang datang dan tak pernah pergi.

Bagiku SAHABAT seperti napas, jika suatu hari nanti kau melihatku tak lagi bernapas maka ketahuilah : selama kau masih menganggap aku sebagai sahabatmu maka aku akan tetap hidup dalam setiap napasmu.

Senangnya hari ini bisa melakukan aktivitas seperti biasa, aktivitas yang paling menyenangkan yang kini bukan lagi menjadi kesenangan belaka, tapi ini adalah jalan hidup yang aku pilih. Ya menulis, menulis dan menulis lagi. 

Setelah tergelepar seharian kemarin, setelah bertugas menjadi juru kamera saat wisuda mahasiswa KAHFI di Aula Masjid Bani Umar, kami berempat tepar dan terlelap hingga adzan subuh membangunkan. Akhirnya niat awal untuk membuka laptop urung aku lakukan. 

Ternyata mudah saja menghancurkan kebekuan itu, sayang. Hanya dengan lima sendok sambal yang aku campur dalam racikan bakso si abang dekat masjid sore tadi. Mata terbelalak, pikiran terbuka, keringat mengucur deras, dan semangat semakin membara. Dan… Abrakadabra…Batuk itu hilang sekejap, si hijau kental menjadi cair, dan kepala menjadi enteng. Hihi 

Seperti kisah seorang pendekar yang hendak turun gunung atau seperti seorang putra minang yang harus segera merantau, kini aku yang akan pergi jauh menyebrangi lautan, membelah langit nusantara. Mungkin ini efek membaca catatan “Fly, Dear…Fly High” Sesaat setelah itu ponsel berteriak keras. Ternyata dari bos besar. Beliau menanyakan bersediakah untuk beberapa waktu ke depan aku bertugas ke luar pulau?. Pulau para Laskar Pelangi atau pulau Sang Elang Borneo. Ah…pilihan yang sulit memang. 

Tanpa pikir panjang, “Siap komandan kemana aja boleh…” Dengan yakin aku jawab. Aku yakin ini memang jawaban yang ia nantikan, dan untuk kali ini aku kembali mengabaikan dari memanjakan diri untuk rehat sejenak dari aktivitas melelahkan kemarin. 

Rupanya kata ‘terbang’ benar-benar mewarnai hari ini. Mencari inspirasi di tengah tanah lapang yang dipenuhi rerumputan hijau ditemani desir angin sore memang mengasyikan. Sambil meratapi nasib pesawat-pesawat tua yang kini tidak dapat terbang lagi, padahal ia memiliki sayap. Kini sayap itu tiada guna, hanya bangkai. 

Aku tak mau nasibku seperti pesawat itu, setidaknya sebelum menjadi bangkai aku akan membuat sayap ini menjadi berarti untuk orang-orang yang aku cintai.

'Cause you're a sky, 'cause you're a sky full of stars
~ Coldplay
***
Satu hal yang aku ingin adalah aku hinggap di dahan cintamu, usah kau memintaku untuk pergi mencari dahan lain. 


Saat seperti ini, sungguh tak ku harap kicau itu keluar kembali dari paruh cantikmu. 


Aku memang bukan burung yang dapat hinggap dari satu dahan ke dahan lain, kecuali pohon itu yang layu kemudian mati. 


Aku pun bukan malaikat yang memiliki sayap, karena itu aku ingin engkaulah yang kelak menjadi sayapku. 


Aku mungkin seperti punuk yang merindukan sang bulan, kau begitu sempurna untuk ku miliki. Tapi, aku kan berusaha. 


Inilah doaku, semoga kau yang kan menemaniku dalam mengarungi rotasi kehidupan dan terbang bersamaku.

Hari ke 8 Say...he  
Sore di Lapangan Terbang-Pondok Cabe

 "Fly With Me"

If time was still
The sun would never never find us
We could light up
The sky tonight
if i could see the world through your eyes
Leave it all behind

If it's you and me forever
If it's you and me right now
I'd be alright
Be alright
We're chasing stars to lose our shadow
Peter Pan and Wendy turned out fine
So won't you fly with me?

Gotta fly with me now

Now the past
Has come
And I've been given meaning
And a reason
To give all I can
To believe once again

If it's you and me forever
If it's you and me right now
I'd be alright
Be alright
We're chasing stars to lose our shadow
Peter Pan and Wendy turned out fine
So won't you fly with me?

Maybe you were just afraid
Knowing you were miles away
From the place where you needed to be
And that's right here with me

It's you and me forever
You and me right now
I'd be alright
We're chasing stars to lose our shadow
Peter Pan and Wendy turned out fine
So won't you fly with me?

If it's you and me forever
If it's you and me right now
I'd be alright
Be alright
We're chasing stars to lose shadow
Peter Pan and Wendy turned out fine
So won't you fly
Fly
Fly with me?




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment